SELAMAT DATANG SALAM DAN BAHAGIA

Minggu, 25 Desember 2016

Perkembangan Kognitif Menurut Vygotsky dan Piaget

1.      TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI PIAGET

A.    PENGERTIAN TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI PIAGET
Teori perkembangan kognitif Piaget adalah salah satu teori yang menjelasakan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian sekitarnya. Bagaimana anak mempelajari ciri-ciri dan fungsi dari objek-objek seperti mainan, perabot, dan makanan serta objek-objek sosial seperti diri, orangtua dan teman. Bagaimana cara anak mengelompokan objek-objek untuk mengetahui persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya, untuk memahami penyebab terjadinya perubahan dalam objek-objek dan perisiwa-peristiwa dan untuk membentuk perkiraan tentang objek dan peristiwa tersebut.

B.        KONSEP-KONSEP YANG MENDASARI TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI PIAGET
Untuk memahami teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, ada beberapa konsep yang harus dipahami terlebih dahulu, yaitu :
a.             Inteligensi
Piaget mengartikan intelegensia secara lebih luas dan tidak mendefinisikannya secara ketat. Ia memberikan beberapa definisi yang umum yang lebih mengungkapkan orientasi biologis, seperti: Yang terdapat dalam Suparno (2001) :Intelegensi adalah suatu contoh khusus adaptasi biologis……(Origin of Intelligence). Secara progressif, dapat dikatakan bahwa : Inteligensi membentuk keadaan ekuilibrium kearah mana semua adaptasi sifat-sifat sensorimotor dan kognitif dan juga interaksi-interaksi asimilasi dan akomodasi antara organisme dan lingkungan mengacu (Piaget,1981).
b.            Organisasi
Menunjuk pada tendensi semua spesies untuk mengadakan sistematisasi dan mengorganisasi proses-proses mereka dalam sustu system yang koheren, baik secara fisis maupun psikologis (Suparno: 2003). Contoh : bayi menggabungkan kemampuan melihat dan menjamah.
c.             Skema 
Skema adalah struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif seseorang. Skema bukanlah benda yang nyata yang dapat dilihat, melainkan suatu rangkaian proses dalam system kesadaran seseorang. Skema tidak mempunyai bentuk fisik dan tidak dapat dilihat. (Wadsworth,1989 dalam Suparno).
d.            Asimilasi
asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi,konsep atau pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada di dalam fikirannya.
e.             Akomodasi
Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema yang lama, hal ini terjadi karena dalam menghadapi rangsangan/pengalaman baru, seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru itu dengan skema yang telah ia miliki, hal ini terjadi karena pengalaman baru itu tidak cocok dengan skema yang telah ada.
f.             Ekuilibrasi
Ekuilibrasi (imbang) adalah tindakan untuk mencapai keseimbangan. Equilibrium adalah keadaan harmoni atau stabilitas. Dalam teori Piaget, relatif (atau sementara) ekuilibrium terjadi setiap kali asimilasi dan akomodasi berada dalam keseimbangan dengan satu sama lain (Peterson, 1996).
g.            Adaptasi
Adaptasi dalam teori Piaget terdiri dari interaksi antara proses asimilasi dan akomodasi (Peterson, 1996). Secara garis besar, Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap secara berurutan. Setiap tahapan ditandai dengan tingkah laku tertentu serta jalan pikiran dan pemecahan masalah tertentu pula. Tahap pertama disebut sebagai sensory-motor, untuk anak yang barulahir kira-kira anak berusia 18 bulan sampai dua tahun. Tahap per-operasional. Untuk anak yang berusia dari dua tahun hingga tujuh tahun. Operasional yang terbagi menjadi tahapkonkret operasional berawal dari anak usia 7 tahun dan formal operasional yang berawal dari anak berusia 11 tahun.

C.           TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF
Piaget juga yakin bahwa individu melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berfikir yang khas atau berbeda. Tahapan perkembangan kognitif Piaget adalah sebagai berikut:

1.         Tahap Sensorimotorik
Tahap ini merupakan tahap pertama. Tahap ini dimulai sejak lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan-tindakan fisik. Dengan berfungsinya alat-alat indera serta kemampuan-kemampuan melakukan gerak motorik dalam bentuk refleks ini, maka seorang bayi berada dalam keadaan siap untuk mengadakan hubungan dengan dunianya. Piaget membagi tahap sensorimotorik ini kedalam 6 periode, yaitu:
a.                Periode 1: Penggunaan Refleks-Refleks (Usia 0-1 bulan)
b.               Periode 2: Reaksi Sirkuler Primer (Usia 1-4 bulan)
c.                Periode 3 : Reaksi Sirkuler sekunder (Usia 4-10 bulan)
d.               Periode 4 : Koordinasi skema-skema skunder (Usia 10-12 bulan)
e.                Periode 5 : Reaksi Sirkuler Tersier (Usia 12-18 bulan)
f.                Periode 6 : Permulaan Berfikir (Usia 18-24 bulan)
2.         Tahap Pemikiran Pra-Operasional
Tahap ini berada pada rentang usia antara 2-7 tahun. Pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar atau simbol. Menurut Piaget, walaupun anak-anak pra sekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, namun mereka masih belum mampu untuk melaksanakan “Operation (operasi)”, yaitu tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental yang sebelumnya dilakukan secara fisik.
a.          Imitasi tidak langsung
Anak mulai dapat menggambarkan sesuatu hal yang dialami atau dilihat, yang sekarang bendanya sudah tidak ada lagi. Jadi pemikiran anak sudah tidak dibatasi waktu sekarang dan tidak pula dibatasi oleh tindakan-tindakan indrawi sekarang. Contoh: anak dapat bermain kue-kuean sendiri atau bermain pasar-pasaran. Ini adalah hasil imitasi.
b.         Permainan Simbolis
Sifat permainan simbolis ini juga imitatif, yaitu anak mencoba meniru kejadian yang pernah dialami. Contoh: anak perempuan yang bermain dengan bonekanya, seakan-akan bonekanya adalah adiknya.
c.          Menggambar
Pada tahap ini merupakan jembatan antara permainan simbolis dengan gambaran mental. Unsur pada permainan simbolis terletak pada segi “kesenangan” pada diri anak yang sedang menggambar. Sedangkan unsur gambaran mentalnya terletak pada “usaha anak untuk memulai meniru sesuatu yang riel”. Contoh: anak mulai menggambar sesuatu dengan pensil atau alat tulis lainnya.
d.         Gambaran Mental
Merupakan penggambaran secara pikiran suatu objek atau pengalaman yang lampau. Gambaran mental anak pada tahap ini kebanyakan statis. Anak masih mempunyai kesalahan yang sistematis dalam mengambarkan kembali gerakan atau transformasi yang ia amati. Contoh yang digunakan Piaget adalah deretan lima kelereng putih dan hitam.
e.          Bahasa Ucapan
Anak menggunakan suara atau bahasa sebagai representasi benda atau kejadian. Melalui bahasa anak dapat berkomunikasi dengan orang lain tentang peristiwa kepada orang lain.

3.         Tahap Operasional Konkret
Tahap ini berada pada rentang usia 7-11 tahun.tahap ini dicirikan dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan yang logis. Anak sudah mengembangkan operasi logis. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
a.          Pengurutan
Kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
b.         Klasifikasi
Kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).
c.          Decentering
Anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap gelas lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding gelas kecil yang tinggi.
d.         Reversibel
Anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.


e.          Konservasi
Memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi gelas yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi gelas lain.
f.          Penghilangan sifat Egosentrisme
Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, Lala menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Baim memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Lala kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Lala akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Baim.

4.         Tahap Operasional Formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia 11 tahun dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Pada tahap ini, remaja telah memiliki kemampuan untuk berpikir sistematis, yaitu bisa memikirkan semua kemungkinan untuk memecahkan suatu persoalan. Contoh: ketika suatu saat mobil yang ditumpanginya mogok, maka jika penumpangnya adalah seorang anak yang masih dalam tahap operasi berpikir kongkret, ia akan berkesimpulan bahwa bensinnya habis. Ia hanya menghubungkan sebab akibat dari satu rangkaian saja. Sebaliknya pada remaja yang berada pada tahap berfikir formal, ia akan memikirkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan mobil itu mogok.

D.          PENERAPAN TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI PIAGET
Dalam hail ini, peran seorang pendidik sangatlah vital. Beberapa penerapan atau implementasi yang harus diketahui dan diterapkan adalah sebagai berikut:
1.         Memfokuskan pada proses berfikir atau proses mental anak tidak sekedar pada produknya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
2.         Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegaiatan pembelajaran. Dalam kelas Piaget penyajian materi jadi (ready made) tidak diberi penekanan, dan anak-anak didorong untuk menemukan untuk dirinya sendiri melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
3.         Tidak menekankan pada praktek - praktek yang diarahkan untuk menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.
4.          Penerimaan terhadap perbedaan individu dalam kemajuan perkembangan, teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama namun mereka memperolehnya dengan kecepatan yang berbeda. 

2.      TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI VYGOTSKY

A.    PENGERTIAN TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI VYGOTSKY
Teori Vygotsky mengatakan bahwa pembelajaran mendahului perkembangan. Bagi Vygotsky, pembelajaran melibatkan perolehan tanda-tanda melalui pengajaran dan informasi dari orang lain. Perkembangan melibatkan internalisasi anak terhadap tanda-tanda ini sehingga sanggup berpikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain, kemampuan ini disebut pengaturan diri (self regulation).

B.     KONSEP-KONSEP YANG MENDASARI TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI VYGOTSKY
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Berikut adalah konsep-konsep dari Vygotsky:
1.      Konsep Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)
Zona Perkembangan Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual development dan potensial development, dimana antara apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman sebaya. Batas bawah dari ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri. Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak dengan bantuan seorang instruktur.
2.      Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.Dialog adalah alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
3.      Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky, anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.

C.     TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF
1. Tahap pertama ialah belajar bahwa tindakan dan suara mempunyai makna
2. Tahap kedua melibatkan praktik
3. Tahap ketiga melibatkan penggunaan tanda untuk berfikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.

D.    PENERAPAN TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF DARI VYGOTSKY
a.       Sebelum mengajar, seorang guru hendaknya dapat memahami ZPD siswa batas bawah sehingga bermanfaat untuk menyusun struktur materi pembelajaran. Implikasi atau penerapannya guru lebih akurat tatkala menyusun strategi mengajarnya, sehingga tidak selalu memberikan bimbingan kepada siswa. Dampak pengiringnya adalah siswa dapat belajar sampai tingkat keahlian yang diharapkan dan mencapai ZPD pada batas-batas atas.
b.      Untuk mengembangkan pembelajaran yang komunikatif seorang guru perlu memanfaatkan tutor sebaya di dalam kelas.

Dalam pembelajaran seorang guru sebaiknya menggunakan teknik scaffolding dengan tujuan siswa dapat belajar atas inisiatifnya sendiri, sehingga mereka dapat mencapai keahlian pada batas atas ZPD.

Mengenali Huruf Kapital dan Tanda Baca

PENGERTIAN HURUF KAPITAL DAN TANDA BACA


A.          HURUF KAPITAL
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian huruf kapital dipisahkan, huruf diartikan sebagai unsur abjad yang melambangkan bunyi, sedangkan kapital diartikan sebagai huruf yang berukuran lebih besar dari pada huruf biasa yang berukuran kecil dari huruf kapital.
Bila digabungkan pengertian huruf kapital adalah huruf yang biasanya digunakan untuk huruf pertama dari kata pertama dalam suatu kalimat huruf pertama dari nama orang/diri dan sebagainya. Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama kalimat petikan langsung.
Berikut macam – macam penggunaan huruf kapital dan contohnya
a.       Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya:
·            Dia membaca buku,
·            Apa maksudnya?,
·            Kita harus bekerja keras.
b.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
·            Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
·            Orang itu menasihati anakn ya, "Berhati-hatilah, Nak!"
·            Kemarin engkau terlambat," katanya.
c.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya: 
·         Islam, Quran,  Allah, Yang Mahakuasa,
·         Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
d.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
·         Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim
e.       Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
·         Dia baru saja diangkat menjadi sultan,
·         Pada tahun ini dia pergi naik haji,
·         Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
f.       Huruf kapital dipakai atau tidak dipakai sebagai huruf pertama
1)         Unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Misalnya: 
·         Wakil Presiden Adam Malik,Perdana Menteri Nehru
2)         Nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.
Misalnya:
·         Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia, Sidang itu dipimpin Presiden.
3)         Nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.
Misalnya:
·         Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
4)         Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
·         bangsa Eskimo, suku Sunda, bahasa Indonesia.

5)         Nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya:
·         pengindonesiaan kata asing, keinggris-inggrisan, kejawa-jawaan.
6)         Nama tahun, bulan, hari, dan hari raya. Misalnya :
·         tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid
7)         Nama peristiwa sejarah. Misalnya:
·         Perang Candu, Perang Dunia I, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
8)         Nama dari geografi. Misalnya:
·         Banyuwangi, Asia Tenggara, Cirebon, Amerika Serikat.
9)         Nama geografi yang diikuti nama diri geografi. Misalnya:
·         Bukit Barisan, Danau Toba Dataran Tinggi Dieng, Gunung Semeru
Catatan:
Ø  Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der (dalam   nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal). Misalnya: J.J de Hollander,J.P. van Bruggen ,H. van der Giessen.
Ø  Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti. Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini, Ibrahim bin Adham, Siti Fatimah binti Salim.










B.           TANDA BACA

1.         Tanda Titik ( . )
Fungsi dan pemakaian tanda titik:
a)      Untuk mengakhiri sebuah kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan,
b)      Diletakan pada akhir sinkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan,
c)      Pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum,
Misalnya:
·         Ayahku tinggal di Solo.
·         Dr. Adit senang mengobati orang sakit.

2.         Tanda Koma ( , )
Fungsi dan pemakaian tanda koma antara lain:
a)      Memisahkan unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilang,
b)      Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat,
c)      Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dakam kalimat, dll.
Misalnya:
·         Apabila keliru memilih bidang spesialisasi, usaha tidak dapat melaju. 
·         “Jangan buang sampah sembarangan,” kata Rudi.

3.         Tanda Titik koma (;)
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
a)      Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara
b)      Memisahkan kalimat yang setara didalam satu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Misalnya:
·         Hari makin sore; kami belum selesai juga. 
·         Desi sibuk bernyanyi; ibu sibuk bekerja di dapur; adik bermain bola.

4.         Tanda Titik Dua ( : )
Fungsi dan pemakaian titik dua adalah:
a)         Pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
b)         Pada kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
c)         Dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan
Misalnya:
·         Fakultas Ekonomi UNJ memiliki dua jurusan: Akuntansi, Managemen.
·         Project By: Giant Project

5.         Tanda Hubung ( - )
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
a)         Menyambung unsur-unsur kata ulang
b)         Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
·         Anak-anak kelaparan di negara Afrika adalah akibat globalisasi. 
·         di- packing 

6.         Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis dipergunakan untuk menyatakan hal-hal seperti berikut:
a)         Mengambarkan kalimat yang terputus-putus
b)         Menunjukan bahwa satu petikan ada bagian yang dihilangkan
Misalnya:
·         “PLAK ….. ALHAMDULLLIILAHH ……” kuda itu berjalan dengan cepat, sampai-sampai orang itu tidak bisa mengendalikanya, di depan terlihatlah jurang yang sangat dalam. 

7.         Tanda Tanya ( ? )
Fungsi dan pemakaian titik koma adalah:
a)         Tanda tanya selalunya dipakai pada setiap akhir kalimat tanya.
b)         Tanda tanya yang dipakai dan diletakan didalam tanda kurung menyatakan bahwa kalimat yang dimaksud disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
·      Siapa Presiden Indonesia saat ini? 
·      Bagaimana itu bias terjadi?

8.         Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah. Menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
·      Alangkah seramnya peristiwa itu!
·      Bersihkan kamar itu sekarang! 

9.         Tanda Kurung ( )
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut:
a)         Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
b)         Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok pembicaraan

Misalnya:
·         Jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga disebut supply (penawaran). 

10.     Tanda Kurung Siku ( [..] )
Tanda kurung siku digunakan untuk:
a)         Mengapit huruf, kata atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada akhir kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain
b)         Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
Misalnya:
·         Persamaan akuntansi ini (perbedaannya ada di Bab 1 [lihat halaman 38-40]) perlu dipelajari disini. 

11.     Tanda Petik (“…”)
Fungsi tanda petik adalah:
a)         Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan, naskah atau bahan tertulis lain
b)         Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai dalam kalimat
c)         Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal
Misalnya:
·         Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah Bahasa Indonesia.” 


12.     Tanda Petik Tunggal (‘..’)
Tanda Petik tunggal mempunyai fungsi :
a)         Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
b)         Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
Misalnya:
·            “Dia bilang padaku ‘jangan kau ganggu dia’, seketika itu aku ingin mengingatkannya kembali.” Ujar Andi.
Catatan:
Ø  Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris

13.     Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring mempunyai fungsi:
a)         Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat
b)         Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat
Misalnya:
·            Modem itu memiliki kecepatan sampai 7,2 Mb / s. 

14.     Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ‘ )
Tanda Apostrof menunjukan penghilangan bagian kata.
Misalnya:

·            Budi bertugas sebagai pembaca pembukaan UUD ‘45.